Home

Thursday, September 20, 2018

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI AWAL MASYARAKAT INDONESIA



1.       Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada kehidupan berburu dan meramu tahap awal, penguasaan manusia terhadap teknologi masih sangat sederhana dan berkaitan erat dengan kebutuhan dasar manusia pada saat itu. Pembuatan alat-alat dari bahan batu, kayu, maupun tulang-tulang hewan masih sangat sederhana dalam bentuk maupun cara pembuatannya. Alat-alat di buat dari batu kwarsa, batu kapur, dan batu kali yang dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dihaluskan. Pembuatan alat batu dikerjakan dengan teknik pemotongan monofasial (memiliki satu permukaan) dan bifacial (memiliki dua permukaan). Selain batu, alat-alat batu juga terbuat dari tulang dan kayu.

Dalam kegiatan berburu dan meramu dilakukan cara-cara dengan alat-alat yang diciptakan secara sederhana. Alat-alat seperti gada dari kayu atau tulang, tombak dari kayu, dan jebakan-jebakan. Cara-cara lain dengan membuat jebakan lubang-lubang di tanah atau dengan cara menggiring hewan buruan ke arah jurang yang terjal.

Dengan melihat ciri-ciri tertentu, alat-alat yang terbuat dari batu dapat digolongkan menjadi empat, yaitu:
-        Kapak Perimbas
Kapak perimbas mempunyai ciri-ciri antara lain bagian tajamnya berbentuk cembung atau lurus dengan memangkas satu sisi pinggiran batu dan kulit batu masih melekat di permukaan.
-        Kapak Penetak
Kapak penetak mempunyai ciri-ciri ketajamannya dibentuk liku-liku dengan cara penyerpihan yang dilakukan berselang-seling  pada kedua sisi ketajamannya.
-        Pahat Genggam
Pahat genggam mempunyai ciri-ciri sisi tajamnya berbentuk terjal mulai dari permukaan atas batu sampai pinggirannya dan dibuat juga dengan cara penyerpihan.
-       Kapak Genggam Awal
Kapak genggam awal mempunyai ciri-ciri bentuknya meruncing dan kulit batu masih melekat pada pangkal alatnya serta tajamannya dibentuk melalui pemangkasan pada satu permukaan batu.
Dari empat jenis utama kapak itu masih terdapat jenis-jenis lain dengan bentuk dan variasinya sendiri. Misalnya jenis kapak perimbas tipe setrika, kura-kura, dan serut samping di daerah Punung (Pacitan), Sementara itu, alat-alat serpih yang paling umum ditemukan mempunyai ciri-ciri kerucut pukulnya menonjol dan dataran pukulnya lebar dan rata. Ciri-ciri tersebut digolongkan ke dalam jenis-jenis alat serpih sederhana. Temuan alat-alat serpih di Indonesia juga menunjukan variasinya, bahkan terdapat beberapa alat serpih yang menunjukan teknik pembuatan yang lebih maju.
Pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut, mereka sudah mulai menetap di goa-goa. Mereka akan berpindah tempat jika persediaan makanan dan binatang buruan di sekitar goa sudah tidak mencukupi lagi atau terjadi bencana alam.
Untuk memperoleh bahan-bahan makanan mereka membuat alat-alat dari batu, tulang, tanduk, dan lain-lain. Alat-alat dari tulang dan tanduk digunakan untuk mengorek umbi-umbian dan mengelupas kulitnya. Alat-alat tulang juga digunakan sebagai alat penusuk, pisau atau belati. Selain itu alat-alat tulang yang diruncingkan juga dijadikan mata tombak untuk berburu. Manusia pada masa ini sudah melakukan upaya menjinakan anjing untuk berburu. Hal itu terlihat dari temuan gigi anjing di goa Cokondo Sulawesi Selatan.
2.       Masa Bercocok Tanam
Pada masa bercocok tanam, teknologi pembuatan alat-alat bantu kehidupan mengalami kemajuan pesat. Mereka sudah menguasai pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan usaha pertanian mereka. Teknologi pengairan sederhana pada waktu itu kemungkinan sudah dikuasai. Begitu juga pengetahuan iklim dengan memahami tanda-tanda alam untuk mengetahui kapan musim hujan dan kapan musim kemarau. Pengetahuan mengenai musim ini sangat penting bagi usaha bercocok tanam mereka.
Melihat alat-alat yang mereka kuasai, terutama kapak, dan terdapatnya bukti-bukti bahwa mereka sudah mengenal dan menemukan api, kemungkinan mereka sudah mengembangkan transportasi air. Semula bentuk transportasi air yang digunakan adalah rakit yang pembuatannya tidak terlalu sulit. Sedangkan teknologi pembuatan kayu muncul kemudian ketika manusia sudah dapat menguasai api dan mengembangkan kapak batu bertangkai. Dalam membuat perahu dilakukan secara bersama-sama. Yaitu dengan cara memotong batang kayu kemudian dibakar sedikit bagian tengahnya lalu dibuat lubang cekung dengan menggunakan kapak. Hal itu dilakukan berulang-ulang sampai terbentuk lubang besar di tengah-tengah kayu.
Masa bercocok tanam ini ditandai dengan berkembangnya kemahiran mengasah alat-alat batu dan pembuatan gerabah. Alat yang diasah adalah kapak batu dan beliung serta mata panah dan mata tombak. Alat-alat batu yang merupakan beliung persegi merupakan alat yang paling umum digunakan pada masa itu. Hal itu terlihat dari temuan-temuan alat batu yang ditemukan yang tersebar di beberapa tempat terutama kawasan bagian barat Indonesia. Adapun hasil-hasil perkembangan teknologi pada masa bercocok tanam diantaranya:

-          Kapak Lonjong
-          Pakaian dan Perhiasan
-          Gerabah

3.       Masa Perundagian
Pada masa perundagian, kemampuan cara berpikir dan peningkatan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari pun meningkat. Kebiasaan dan teknik membuat perkakas juga berkembang dengan pemakaian barang-barang yang dibuat dari bahan logam muncul. Dengan pengenalan terhadap perkakas dari logam itu maka mulailah orang-orang Indonesia menginjak babak baru. Secara berangsur-angsur tradisi pemakaian alat-alat atau perkakas dari batu mulai ditinggalkan orang. Dengan demikian, bangsa Indonesia mulai menginjak zaman logam.
Pada zaman perundagian ini dikenal teknik pembuatan alat-alat logam yaitu:
-          A Cire Perdue (cetakan lilin)
-          Bivalve (cetakan dua setangkup)

No comments:

Post a Comment