Home

Wednesday, December 19, 2018

MACAM-MACAM PIRANTI KOMPUTER


Dalam Sebuah Perangkat komputer atau  piranti lunak sering dikenal juga dengan periperal. selain itu juga Piranti komputer terbagi dalam 3 kategoti seperti : kategori piranti utama, piranti pendukung, dan piranti simpan. Apa fungsi piranti komputer tersebut ?

 
Piranti Utama Komputer
Merupakan piranti penting yang harus ada di komputer agar komputer berfungsi dengan baik. Beberapa di antaranya :
A.      Layar Monitor: piranti untuk menampilkan gambar hasil proses dan output.
B.      Motherboard: papan sirkuit tempat berbagai komponen elektronik komputer saling terhubung.
C.      CPU (Central Processing Unit): bagian untuk memproses perintah dan data dari perangkat lunak.
D.      RAM (Memori): media penyimpanan data sementara pada komputer.
E.       Kartu Ekspansi: papan sirkuit yang dapat disisipkan ke sebuah slot ekspansi motherboard untuk menambahkan sebuah fungsi tertentu.
F.       Power Supply: pencatu daya komputer.
G.      CD-ROM / DVD-ROM Drive: piranti untuk membaca isi keping optik (CD atau DVD).
H.      Harddisk: media untuk menyimpan data dan program di komputer.
I.         Papan Ketik atau Keyboard: papan untuk mengetikkan perintah komputer.
J.         Mouse: piranti untuk menggerakkan pointer di layar monitor, untuk melakukan perintah tertentu.

Piranti Pendukung
Untuk menunjang kemampuan komputer, digunakan piranti pendukung untuk keperluan tertentu. Beberapa di antaranya :
A.      Printer: untuk mencetak teks dan gambar.
B.      Scanner: untuk menginput objek gambar dan tulisan menjadi file komputer.
C.      Webcam: kamera video untuk menginput tampilan visual.
D.       Headset dan Microphone: untuk mendengar output suara dan menginput suara.

Media Simpan
Agar data yang dihasilkan komputer dapat disimpan, maka digunakan media simpan :
A.      Harddisk: alat simpan internal yang pasti ada di komputer, kapasitasnya sangat besar.
B.       Disket: alat simpan eksternal dengan ukuran fisik dan kapasitas simpan yang kecil, saat ini mulai jarang dipakai.
C.      Zip Drive: alat simpan eksternal dengan kapasitas simpan yang relatif besar, saat ini juga mulai jarang dipakai.
D.      Keping CD dan DVD: alat simpan eksternal berbentuk cakram dengan kapasitas simpan menengah, biasa dipakai untuk menyimpan file multimedia atau data cadangan.
E.       USB Flash Disk: alat simpan eksternal seukuran korek api dengan kapasitas simpan relatif besar, kini semakin berkembang dan banyak digunakan.

Sumber : http://netpcgue.blogspot.com/2012/05/macam-macam-piranti-komputer-wajib.html


Tuesday, September 25, 2018

PERADABAN ASIA: PERADABAN CINA



Cina dianggap sebagai pusat peradaban dunia dan wilayahnya berada di tengah dunia. Wilayah Cina terbagi atas tiga bagian, yaitu Cina Utara, Cina Tengah dan Cina Selatan. Di Cina Utara mengalir sungai yang paling besar, yaitu sungai Huang Ho (Sungai Kuning), airnya selalu kunging karena endapan lumpur dan membuar air sungai keruh. Daerah lembah sungai Huang Ho merupakan pusat peradaban Cina kuno yang bernilai tinggi. Di Cina Tengah mengalir sungai Yang Tse Kiang. Daerah ini pun dihuni orang-orang Cina dari utara. Mereka adalah rakyat biasa. Peking adalah ibukotanya, sedangkan Nanking di Cina Tengah merupakan kota kedua. Daerah Cina Utara dan Cina Tengah dipisahkan oleh pegunungan yang sukar dilalui. Di Cina Selatan terdapat banyak sekali pegunungan. Daerah itu berbukit-bukit di sebelah tenggara sampai ke laut. Kanton di Cina Selatan merupakan kota dagang. Karena keadaan alamnya itu, maka orang – orang Cina Selatan hidup dari perdagangan dan banyak berhubungan dengan bangsa-bangsa asing. Di sebelah utara dan barat Cina terbentang padang rumput dan padang pasir yang sangat luas.

Di sebelah barat daya dan selatan terdapat pegunungan yang tinggi. Hubungan darat dengan negeri-negeri di sebelah barat dilakukan melalui padang rumput dan gurun. Jalan tersebut kemudian dikenal dengan Jalan / Jalur Sutra. Dan selama berabad-abad Cina diperintah oleh Kaisar dari berbagai dinasti-dinasti di Cina.

Hasil-hasil kebudayaan peradaban Cina (Lembah Sungai Kuning) antara lain sebagai berikut:
a.       Masyarakat hidup dari pertanian, dengan tanaman utamanya gandum.Disamping tanahnya subur, kemajuan pertnian juga didukung oleh kemajuan teknologi bangsa Cina kuno dalam mengatur aliran Sungai Kuning untuk keperluan irigasi.
b.      Berkembangnya ajaran-ajaran filsafat pada masa dinasti Chou, antara lain:
1.   Lao Tse, ajarannya dituangkan dalam kitab Tao Te Ching (surat jalan dan kebaikan), yang berisi ajaran Taoisme, yang isinya mengajarkan manusia harus menerima nasibnya.
2.  Kung Fu Tse, ajarannya berpokok pada Hsiao artinya kebaktian. Menekankan ajarannyapada soal pemerintahan dan keluarga. Karya – karyanya meliputi Shu Ching ( kitab sejarah), Shih Ching (Kitab yang berisi Syair-Syair), Chun Chiu (catatan musim semi dan musim gugur), I Ching (kitab perubahan), dan Li Chi (kitab adat).
3.  Meng Tse (murid dari Kun Fu Tse), mengajarkan demokrasi dan rakyat merupakan pusat segalanya dalam kehidupan.
c.       Berkembangnya tulisan Cina kuno pada masa dinasti Shang, yang terdiri dari huruf-huruf piktograp. Yakni huruf yang berupa gambar. Tiap huruf merupakan sebuah lambang atau sebuah kata yang lengkap.
d.  Pengetahuan astronomi. Astronomi digunakan untuk menentukan penanggalan yang didasarkan pada predaran blan dan matahari. Astronomi juga digunakan untuk meramalkan suatu peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang.
e.  Sistem kepercayaan. Menurut kepercayaan masyarakat Cina Kuno, dunia seisinya ini dikuasai Dewa tertinggi yaitu Syang-Ti (Dewa Langit) yang merupakan pusat alam semesta. Kaisar adalah wakil Syang-Ti yang bertugas mengatur dunia dengan baik msesuai ajaran Tao.

Peradaban Cina memberikan warna bagi perkembangan peradaban di Indonesia. Pada masa pemerintahan Dinasti Tang dan Sung, bangsa Indonesia beberapa kali mengirim utusannya ke Cina. Dalam tahun 640 – 648 M kerajaan Jawa mengirim utuan ke Cina yang kemudian tahun 666 M, dikatakan bahwa tanah Jawa akan diperintah oleh seorang raja perempuan  yakni dalam tahun 674 – 675 M, orang-orang Holing atau Kaling (Jawa) menobatkan raja perempuan yang bernama Simo, dan memegang pemerintahannya dengan keras.

Pada masa raja Kartanegara datang seorang utusan dari negara Cina. Raja Kartanegara juga mengadakan ekspedisi pamelayu tahun 1275 untuk menguasai kerajaan Melayu dengan tujuan menghadang serangan tentara Cina agar peperangan tidak terjadi di wlayah Singasari.

Sunday, September 23, 2018

PERADABAN ASIA : PERADABAN BACHSON, HOA-BIHN, DAN DONGSON


Related imagePada zaman prasejarah daerah kawasan Asia Tenggara merupakan satu kesatuan daeah kebudayaan, yaitu jenis kebudayaan batu muda (neolithikum) dengan pusatnya di Bachson dan Hoa-Bhin, dan jenis kebudayaan perunggu dengan pusat di Dongson.

Kebudayaan neolith dari Bachson dan Hoa-Bhin ini sisa-sisanya banyak ditemukan dalam bentuk kapak lonjong dan kapak persegi, pebble (Kapak Sumatra) dan kapak genggam, serta dalam bentuk perhiasan-perhiasan dari jenis batu indah.kebudayaan ini oleh Madame Madelene Colani, seorang ahli  pra sejarah Prancis dinamakan kebudayaan Bachson Hoa-Bhin. Penyelidikan menunjukan bahwa di daerah tersebut diduga merupakan pusat kebudayaan hidup menetap (Mesolithikum) Asia Tenggara, dan dari situ tersebar ke berbagai jurusan.

Selain kebudayaan juga ditemukan banyak tulang-tulang manusia. Ternyata pada waktu itu daerah tersebut didiami oleh dua golongan, yakni jenis ras Papua Melanesoid dan jenis ras Europeid. Namun ada pula jenis ras Mongoloid dan ras Austroloid. Ras Papua Melanosoid ini mempunyai penyebaran yang paling luas di daerah selatan, yakni di Hindia Belakang, Nusantara, sampai di pulau-pulau Lautan Teduh. Bangsa inilah yang berkebudayaan alat-alat Mesolithikum yang belum diasah (pebbles), sedangkan kecakapan mengasah (proto-neolithikum) rupa-rupanya hasil pengaruh dari ras Mongoloid yang sudah lebih tinggi peradabannya.

Sejalan dengan penyebaran ras Melanesoid ke wilayah selatan, maka kebudayaan neolith ini pun terbawa pula sehingga sisa alat-alat ini banyak ditemukan di Nusantara, Filipina, Formusa, Melanesia, Micronesia, dan kepulauan di Lautan Teduh. Demikian juga kebudayaan Perunggu dari Dongson, sisa-sisanya pun yang berupa nekara, bejana perunggu, kapak corong, moko, dan sebagainya  banyak dijumpai di Asia Tenggara termasuk di Indonesia.

Mengenai umur kebudayaan Dongson, semula Victor Goloubew (penyelidik pertama) berpendapat bahwa kebudayaan perunggu tersebut berkembang sejak abad pertama sebelum masehi. Pendapatnya berdasarkan atas penemuan berbagai mata uang Tionghoa zaman Han sekitar tahun  100 sebelum masehi yang didapatkan di kuburan-kuburan di Dongson. Anehnya, di situ juga ditemukan nekara-nekara tiruan kecil, dari perunggu pula. Rupa-rupanya nekara-nekara kecil itu diberikan kepada orang yang meninggal sebagai bawaan ke akherat. Tentu saja nekara tiruan itu dibuatnya lama setelah nekara betulan ada. Kalau nekara bekal mayat itu sama umumnya dengan mata uang zaman Han, bekal mayat juga. Maka nekara harus sudah dibuat sebelum 100 SM. Maka menurut Heine Geldern kebudayaan Dongson tersebut paling muda berasal dari tahun 300 SM. Pendapat ini diperkuat lagi dengan hasil penyelidikan hiasan-hiasan nekara di Dongson yang ternyata tidak ada persamaannya persamaannya dengan hiasan-hiasan Cina pada zaman Han.

Saturday, September 22, 2018

BANGUNAN-BANGUNAN MEGALITHIKUM DAN PENJELASANNYA



Pada masanya bangunan megalithikum selalu berkaitan dengan upacara-upacara kematian ataupun pemujaan terhadap roh nenek moyang. Adapun bangunan-bangunan megalithikum diantaranya yaitu:

1.       DOLMEN
Dipergunakan sebagai peti mayat. Selain sebagai peti mayat, dolmen juga dipergunakan sebagai semacam meja, tempat untuk meletakan sesaji.

2.       MENHIR
Bangunan ini berupa tugu dari batu tunggal atau batu tegak. Yang didirakan untuk upacara menghormati roh nenek moyang. Menhir ada yang berdiri dalam satu kelompok.

3.       KUBUR PETI BATU
Bangunan ini berupa peti batu yang terdiri dari papan-papan batu yang lepas, yaitu dua sisi panjang, dua sisi lebar, lantai batu, dan diberi penutup dari batu pula.

4.       SARKOFAGUS
Bangunan ini digunakan sebagai peti mati. Sarkofagus adalah peti mayat dari batu (batu padas) yang utuh berbentuk seperti lesung dan diberi tutup.

5.       PUNDEN BERUNDAK
Bangunan ini merupakan tempat pemujaan, biasanya pada bangunan punden berundak ini didirikan menhir. Bangunan ini merupakan susunan batu yang berundak-undak.

6.       ARCA MEGALITHIK
Arca-arca megalithik menggambarkan manusia dan binatang-binatang yang dianggap sebagai jelmaan roh nenek moyang. Binatang-binatang yang digambarkan adalah Gajah, Kerbau, Harimau, dan Monyet. Arca-arca di daerah Sumatra Selatan menurt anggapan Von Heine Geldern bersifat “dinamik” dan “Statik”. Bahan batu yang dibuat arca dipilih menurut bentuk patung-patung yang akan dipahat, kemudian bentuk patung yang akan dipahat disesuaikan dengan bentuk asli batunya. Sebagian besart patung yang menggambarkan manusia berbentuk orang laki-laki dan kepalanya memakai penutup kepala seperti topi baja, matanya bulat, menonjol dengan dahi yang menjorok, seperti tampang orang negroid, memakai hiasan gelang pada tangan dan kalung. Serta membawa pedang pendek yang tampak menyerupai golok urus atau belati runcin dan tergantung pada pinggangnya. Bagian kaki tertutup oleh pembalut kaki.

SISTEM KEPERCAYAAN PADA MASA PERUNDAGIAN



Kepercayaan pada masa perundagian merupakan kelanjutan kepercayaan pada masa bercocok tanam. Pada masa perundagian terdapat kepercayaan bahwa arwah nenek moyang mempunyai pengaruh besar terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya. Karena itu arwah nenek moyang harus selalu diperhatikan dan dipuaskan melalui upacara-upacara. Benda upacara terbuat dari perunggu. Upacara-upacara dilakukan sesuai tempat tinggalnya dan intinya sama, yaitu penghormatan dan pemujaan kepada leluhur. Orang-orang memuja roh nenek moyang untuk meminta perlindungan. Upacara-upacara tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Banyaknya peninggalan bangunan untuk pemujaan pada masa perundagian menunjukan bahwa kedudukan kepercayaan saat itu sangatlah penting.

Pada masa perundagian, untuk berhadapan atau bertemu langsung dengan nenek moyang maka dibuatkanlah patung-patung nenek moyang. Pada patung-patung itulah roh nenek moyang bersemayam. Cara lain untuk bertemu adalah dengan jalan memanggilnya. Orang yang dapat memanggil roh adalah dukun (saman). Praktek itu disebut samanisme. Roh nenek moyang disebut juga hyang (eyang).    

SISTEM KEPERCAYAAN PADA MASA BERCOCOK TANAM



Pada masa bercocok tanam, kepercayaan masih sama namun sudah lebih meningkat dibandingkan masa sebelumnya. Pada masa ini dilakukan upacara-upacara penghormatan terhadap roh nenek moyang. Upacara yang paling mencolok adalah upacara pada waktu penguburan terutama bagi mereka yang dianggap terkemuka oleh masyarakat. Orang yang mati biasanya dibekali dengan berbagai macam perhiasan yang dipakai sehari-hari yang dikubur bersama. Maksudnya adalah agar roh yang meninggal tidak tersesat dalam perjalanan menuju ke tempat arwah nenek moyang atau asal-usulnya. Jika tempat sebagai tempat arwah terlalu jauh atau sukar dicapai, maka orang yang mati cukup dikuburkan di suatau tempat dengan meletakan badannya mengarah ke sebuah tempat yang dimaksud sebagai tempat roh tersebut.

Pada masa bercocok tanam, orang yang meninggal dunia mendapat penghormatan khusus. Dibuktikan dengan banyaknya benda-benda yang berupa susunan batu besar dalam berbagai bentuk dan biasanya disebut bangunan Megalithikum. Bangunan megalithik tersebar hampir di seluruh kepualuan di Indonesia. Bentuk bangunan yang bermacam-macam itu mempunyai maksud utama yaitu pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Bangunan yang paling tua mungkin berfungsi sebagai kuburan. Bentuk-bentuk tempat penguburan dapat berupa dolmen, peti batu, bilik batu, sarkofagus, kalamba atau bejna batu, waruga, batu kandang dan temu gelang. Di tempat-tempat penguburan seperti itu kadang-kadang ditemukan bangunan batu besar lainnya sebagai pelengkap pemujaan terhadap roh nenek moyang seperti menhir, patung nenek moyang, batu saji, batu lesung atau lumpang, batu dakon, punden berundak, pelinggih batu atau jalanan batu.

Beberpa jenis bentuk kuburan mengalami perkembangan pada fungsinya, misalnya domen mengalami variasi bentuk, yaitu dibuat untuk pelinggih roh atau tempat sesaji. Dolmen yang berkembang menjadi pelinggih diantara masyarakat megalithik yang telah maju digunakan sebagai tempat duduk kepala-kepala suku atau raja-raja yang masih hidup.

Tradisi mendirikan bangunan-bangunan megalithikum selalu berhubungan dengan kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang telah mati. Terutama kepercayaan kepada adanya pengaruh yang kuat dari orang yang telah meninggal terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Bangunan-bangunan besar yang didirikan menjadi media penghormatan, tahta kedatangan sekaligus menjadi lambang orang yang sudah meninggal. Bangunan-banguan megalithikum tersebar di daerah-daerah asia tenggara yang sisa-sisanya dapat ditemukan di daerah-daerah Laos, Tonkin, Indonesia, Pasifik sampai Polinesia.

SISTEM KEPERCAYAAN PADA MASA BERBURU DAN MERAMU MAKANAN



Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia purba telah percaya adanya kekuatan-kekuatan ghaib. Keyakinan akan adanya kekuatan ghaib dan dunia arwah terlihat dari arah penempatan kepala mayat yang diarahkan ke tempat asal atau tempat bersemayamnya roh nenek moyang. Tempat yang biasanya diyakini sebagai tempat roh nenek moyang adalah arah matahari terbit atau terbenam dan tempat-tempat yang tinggi misalnya gunung dan bukit. Bukti-bukti mengenai hal itu terlihat dari hasil penggalian kuburan-kuburan kuno di beberapa tempat, seperti Bali dan Kalimantan yang menunjukan arah kepala mayat selalu ke arah timur atau barat atau pula puncak-puncak gunung dan bukit.

Praktik-praktik kepercayaan Animisme terlihat dalam penyelenggaraan upacara-upacara yang berhubungan dengan kematian. Penyelenggaraan upacara kematian dilandasi dengan kepercayaan bahwa suatu kematian itu pada dasarnya tidak membawa perubahan dalam kedudukan, keadaan, dan sifat seseorang. Dengan landasan itu, penguburan mayat selalu disertai bekal-bekal kubur dan wadah mayat yang disesuaikan kedudukannya, agar kedudukan si mati dalam alam arwah sama seperti ketika masih hidup.