Home

Friday, September 14, 2018

KEHIDUPAN BUDAYA AWAL MASYARAKAT INDONESIA

       KEHIDUPAN BUDAYA AWAL MASYARAKAT INDONESIA





1.       Masa Berburu dab Mengumpulkan Makanan
Pada masa ini budaya yang mereka hasilkan diantaranya lukisan – lukisan di gua-gua tempat tinggal mereka atau didindang karang. Misalnya, di Leang Pattae Sulawsi Selatan di temukan lukisan cap-cap tangan dengan jari-jarinya direntangkandengan ditaburi cat merah. Juga lukisan seekor babi rusa yang melompat dengan panah di bagian jantungnya. Babi rusa digambarkan dengan garis-garis warna merah. Lukisan tersebut bermakna sebagai harapan agar mereka berhasil dalam berburu di hutan.
Dalam lukisan-lukisan itu mengandung nilai-nilai estetika dan magis. Lukisan cap-cap tangan dengan dasar warna merah mengandung arti kekuatan atau simbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh-roh jahat. Sedangkan cap tangan dengan jari yang tidak lengkap dianggap sebagai tanda adat berkabung. Lukisan-lukisan tersebut juga mengandung arti sebagai upacara penghormatan terhadap nenek moyang, upacara kesuburan, untuk meminta hujan, dan sebagainya.
Sementara itu di gua-gua Pulau Muna daerah Sulawesi Tengah, bentuk lukisan yang ditemukan beranekaragam. Misalnya manusia yang menunggang kuda, memegang tombak atau pedang, kuda, rusa, anjing, buaya, matahari, dan perahu layar. Warna lukisannya didominasi warna coklat.
Di Maluku juga ditemukan lukisan-lukisan di dinding gua dan batu karang. Berwarna merah dan putih berbentuk cap tangan, kadal, manusia dengan membawa perisai berwarna merah, lukisan burung, dan perahu berwarna putih. Dijumpai pula lukisan orang sedang menari dan berkelahi serta lukisan manusia bertopeng atau lukisan wajah.
Alam kepercayaan pada masa itu terlihat juga dalam upacara penguburan mayat. Diantara mayat-mayat itu ada yang ditaburi dengan cat-cat merah yang berupa butiran. Cat-cat merah ini diduga berhubungan erat dengan upacara pemakaman. Dengan maksud memberikan kehidupan baru dialam baka. Bukti-bukti tentang penguburan ditemukan di gua Lawa (Sampung), di gua Sodong, dan Bukit Kerang Sulawesi Utara.

2.       Masa Bercocok Tanam
Pada masa ini manusia sudah memperhatikan tentang kesenian dan keindahan. Ekpresi keindahan tersebut dituangkan dalam bentuk  seni lukis dengan media dinding- dinding guat atau permukaan batu. Ditemukannya kulit kerang yang digunakan sebagai kalung, gelang-gelang dari batu-batu indah dan manik-manik merupakan bukti akan hal itu.
Ekpresi keindahan bertambah variasinya seiring dengan perkembangan teknik tuang logam dan pembuatan gerabah, dalam aspek seni muncul seni lukis dalam bentuk seni lukis relief dengan media permukaan batu, dan seni patung yang diwujudkan dalam bentuk patung menhir atau patung-patung megalitik (batu besar) lainnya. Seni rupa yang berkembang sangat dipengaruhi nilai-nilai magis-religius (kepercayaan).
Seni relief ditemukan pada dinding kubur megalitik, seperti sarkofagus atau dolmen. Di Jawa sarkofagus dan dolmen yang memiliki relief ditemukan di Tegal Ampel di Bondowoso, Jawa Timur dan Tegalang-Bali.
Objek lukisan relief tersebut berbentuk manusia, binatang, dan pola-pola geometris. Dari ketiga obyek tersebut, obyek manusia yang paling banyak dilukiskan. Contohnya relief yang terdapat di sarkofagus di Bondowoso terdiri dari lima manusia dan binatang. Serta objek lukisan berbentuk manusia juga terdapat pada tutup dolmen yang ditemukan di Tlogosari, Bondowoso.
Seni patung baik dari batu maupun perunggu umumnya berupa figur manusia dan binatang. Patung batu pada masa itu dibuat dengan tehnik pahat sederhana yang pahatannya dilakukan pada bagian tertentu saja, yaitu wajah atau tangan. Kesedrahanaan itu juga tampak dalam penggarapannya yang agak kasar dan terkesan kaku.Hal ini dapat dipahami karena latarbelakang pembuatan patung pada masa tersebut, adalah untuk pemujaan nenek moyang dan di tempatkan di dekat kubur.

3.       Masa Perundagian
Masa Perundagian merupakan masa perubahan besar dalam hasil-hasil kebudayaan. Manusia Indonesia telah banyak menciptakan hasil-hasil kebudayaan, terutama yang berwujud benda dan alat-alat dengan teknologi sederhana guna mengolah sumber daya alam.
Masa perundagian dibagi menjadi tiga zaman yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Tetapi telah kita ketahui di Asia Tenggara, khususnya Indonesia tidak dikenal adanya zaman tembaga. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya artefak-artefak yang dibuat dari tembaga. Sehingga, di Indonesia hanya dikenal zaman perunggu dan zaman besi.
Perkembangan kebudayaan perunggu di Indonesia berkembang beberapa abad sebelum masehi. Menurut Von Heine Gudern pendukung kebudayaan perunggu datang ke Indonesia kurang lebih 500 tahun sebelum masehi. Sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang disebut Dentero Melayu atau Melayu Muda dan sebelumnya Proto Melayu atau Melayu Tua pada zaman Neolithikum.
Benda-benda perunggu yang ditemukan di Indonesia menunjukan danya kesamaan dengan penemuan di Dongson, yakni mengenai bentuk dan ragam hiasnya. Dari kesamaan tersebut kemudian menimbulkan dugaan, bahwa dalam pengembangan kebudayaan perunggu di Indonesia terdapat hubungan dengan di Dongson (Vietnam). Hal ini didukung oleh pendapat bahwa kebudayaan perunggu berasal dari daratan Asia yang disebut kebudayaan Dongson. Pada masa ini seni kerajinan muncul dalam bentuk perhiasan, benda-benda upacara, dan benda-benda keperluan sehari-hari. Bahan yang digunakan dalam kerajinan itu adalah batu, kulit, kerang, tanah liat, perunggu, besi, emas, dan kaca. Bahan-bahan yang berbeda itu menunjukan adanya tingkat teknologi dan ketrampilan pembuatannya.
Pada masa perundagian telah banyak hasil-hasil kebudayaan yang bernilai tinggi. Yaitu berwujud ide atau gagasan, norma-norma atau peraturan, dan aktifitas sosial maupun dalam wujud kebendaan. Sebagian besar hasil-hasil kebudayaan tersebut berwujud benda-benda berupa peralatan, dan sedikit sekali hasil kebudayaan pada masa ini yang berwujud norma atau peraturan. Hal tersebut dikarenakan pada masa perundagian ini manusia telah mengenal teknologi yang bersifat lebih modern  dan memiliki keahlian untuk membuat alat-alat tersebut.

Pada masa perundagian kemahiran membuat alat-alat semakin berkembang sebagai akibat terbentuknya golongan-golongan pada masyarakat yang bertugas secara khusus membuat alat-alat. Pada zaman ini teknologi pembuatan benda-benda makin meningkat, terutama setelah ditemukannya campuran antara timah dan tembaga yang menghasilkan logam perunggu.

No comments:

Post a Comment